Dmagz.id – Sore tadi seorang teman wartawan mewawancarai saya soal MRT. Teman wartawan bertanya: “MRT hari Minggu akan diresmikan presiden Jokowi tapi rapim gubernur soal tarif MRT dan LRT baru hari Senin, bagaimana pendapat Abang?”
“Wah tempo hari saya pikir gubernur yang disandera oleh DPRD soal tarif MRT dan LRT Jakarta ternyata gubernur Anis yang melambat menentukan tarif MRT. Oh berarti ini gubernur Anis yang mau menyandera presiden Jokowi untuk peresmian MRT dan LRT Jakarta.
Setidaknya membuat presiden malu melincurkan MRT tapi tidak ada tarifnya dan artinya tetap belum bisa digunakan oleh publik”: jawab saya kepada teman wartawan tersebut.
Coba kita pikir, hari Minggu MRT mau diresmikan tapi belum ada tarifnya karena baru akan dirapatkan hari Senin. Seharusnya menghitung besaran tarif MRT dan LRT kan sudah bisa dihitung sejak tahun 2018 lalu walau pembangunannya masih berjalan.
Cara menghitung dan komponen tarif angkutan umum itu sudah ada. Jadi tidak perlu juga baru sibuk menghitung serta menetapkan tarif tiga Minggu lalu. Kalo mau menghitung tarif dan menetapkannya kan tinggal hitung sesuai komponen tarifnya dan lakukan survey atau uji publik Kemauan dan Kemampuan Membayar Masyarakat pengguna MRT dan LRT.
Sangat sederhana dan mudah saja sebenarnya kan? Toh banyak orang pintar dan digaji mahal orang-orang di sekitar gubernur Anis Baswedan, kok menghitung tarif MRT dan LRT saja tidak bisa? Anis kan tahu bahwa peresmian akan dilakukan pada hari Minggu 24 Maret 2019 tapi kok baru adakan rapim soal tarif MRT baru hari Senin 25 Maret 2019? Ada apa di balik peristiwa ini? Ada dua kemungkinannya:
Pertama, orang-orang yang bekerja untuk gubernur Anis tidak bermutu. Apalagi orang-orang yang dikumpulkan gubernur Anis di Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) yang digaji puluhan juta rupiah. Apa pula kerja mereka?