Dmagz.id – Universitas Negeri Surabaya (Unesa) akan bertindak tegas, terkait ulah vandalistik dan anarkistis yang dilakukan sejumlah mahasiswa saat menggelar aksi menolak pelantikan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM).

“Unesa telah membentuk tim komisi disiplin. Tim bertugas melakukan penelusuran dan memberikan sanksi kepada mahasiswa yang jelas-jelas melakukan pelanggaran,” kata Wakil Dekan III Fakultas Ilmu Sosial dan Hukum Unesa, Bambang Sigit Widodo, Senin (16/03/2020).

Sebelumnya, Jumat (13/03/2020), puluhan mahasiswa yang mengatasnamakan diri Aliansi Mahasiswa Peduli Demokrasi Kampus (AMPDK) berdemo di depan Gedung Rektorat Unesa, Jalan Lidah Wetan, Lakarsantri, Surabaya.

Massa aksi menuntut pihak kampus agar membatalkan pelantikan BEM Unesa hasil Pemira pada 24 Februari 2020. Mereka beralasan pelantikan tidak sesuai dengan ketetapan Komisi Pemilihan Umum Raya (KPUR).

Pemira sendiri diikuti dua pasangan calon, yakni M Satria Artha W – Agung Alaska, (nomor urut 1) dan Moch. Badrus Sholeh –  Alif Purnama Aji (nomor urut 2). Badrus – Dimas akhirnya dilantik sebagai Ketua dan Wakil BEM.

Tak hanya menolak, dalam aksinya massa juga bertindak vandalistik dan anarkistis dengan mencoret-coret lantai dan pintu kaca gedung rektorat dengan kata-kata yang tak pantas, merusak pintu rektorat hingga membakar jas almamater.

Bambang menambahkan, tim komisi disiplin yang dibentuk Wakil Rektor bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unesa, Agus Hariyanto, yang melibatkan seluruh Wakil Dekan III, di lingkungan Unesa, saat ini tengah mengumpulkan barang bukti.

Bukti tersebut, di antaranya dari hasil foto, CCTV, maupun rekaman video. Tim juga telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian jika aksi mahasiswa tersebut ada unsur pidananya.

“Namun demikian, kami tetap menerapkan asas praduga tak bersalah dan sanksi pembinaan. Bagaimana pun mereka adalah anak-anak kami,” ujar Bambang.

Agung Setiawan, salah seorang pengurus pusat Ikatan Keluarga Alumni (IKA Unesa), ikut menyayangkan aksi mahasiswa yang berujung ricuh di kampusnya sendiri.

Menurutnya, sebagai insan terpelajar, mahasiswa tidak perlu bertindak vandalistik dan anarkistis hingga membakar jas almamater.

“Itu sudah menyinggung harga diri kami selaku alumni Unesa. Kami sangat bangga dengan almamater, alumni kami tersebar di seluruh Indonesia dengan berbagai profesi dan semuanya mengutuk tindakan tersebut,” ujarnya.