Dmagz id – Salah satu tokoh nasionalis Ir. Bondan Gunawan Sastrosudarmo, yang juga merupakan mantan Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) di era presiden Abdurahman Wahid tutup usia siang kemarin, pukul 13.00 WIB di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta.
Ucapan duka kepada keluarga berdatangan dari beberapa tokoh Jawa Timur, salah satunya datang dari Dr. Syaiful Maarif,S.H.,C.N.,M.H. yang merupakan Founder Advokat Muslim Nasional dan Juga Wakil Sekjen DPN Peradi.
Dr. Syaiful Maarif,S.H.,C.N.,M.H. di salah satu acara Fakultas Hukum Unair.
Mantan Ketua Komisariat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Fakultas Hukum Universitas Airlangga periode 1993-1995 ini menyampaikan duka yang mendalam, dan rasa kehilangan pada sosok Bondan Gunawan yang menurutnya merupakan salah satu sosok tokoh nasionalis sejati.
“Saya kenal dan sering tinggal dirumahnya saat saya masih kuliah di FH Unair, tahun 1992-1993 saya sering Ke tempat yang dijadikan tempat pergerakan membangun kaum Marhiens di Jakarta,” jelasnya saat dihubungi Dmagz.id, Kamis (23/05/2019).
Bondan Gunawan Semasa Hidup.
Dr. Syaiful Ma’arif menyatakan bahwa sosok Bondan Gunawan merupakan salah satu tokoh yang telah memberikan motivasi akan nilai-nilai perjuangan khususnya kepada dirinya yang saat itu menjadi kader GMNI.
“Saya kehilangan almarhum yang selalu memberikan motivasi dan support, supaya Jangan pernah berhenti membangun dan memberantas kemiskinan dari penindasan. Nilai juangnya tetap menjadi semangat buat kader dan GMNI untuk menjadi Penyanyi marhien yang membela dari penindasan,” jelasnya lagi.
Bondan Gunawan sendiri selama masa hidupnya memang dikenal sebagai salah satu tokoh yang dikenal sangat nasionalis dan menyumbangkan banyak pemikiran nasionalismenya. Bahkan, sosok yang sangat dekat dengan Gus Dur ini juga seringkali menjadi sahabat diskusi Gus Dur pada saat itu.
Almarhum Bondan Gunawan saat bersama Gus Dur.
Bondan Gunawan meninggal diusianya yang ke 71 tahun. Jenazah disemayamkan di rumah duka Jalan Cendrawasih Mas VIII, Blok A9 Nomor 04 Perumahan Tanjung Mas Raya, Tanjung Barat, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Almarhum juga dikenal sebagai seorang penulis, salah satu bukunya adalah “Hari-hari terakhir Gus Dur” mengungkap banyak kisah dimana kedekatannya terjalin dengan Gus Dur sebagai sahabat, sekaligus kisah-kisah pemikiran dua sahabat ini untuk bangsa dan negara.
LK-Surabaya.