Dmagz.id – Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Asnar Simanjuntak yang juga merupakan Kordinator Juru Bicara Capres Cawapres Prabowo-Sandi, melakukan sebuah wacana program capres dan cawapres yang diusungnya lewat akun sosial media Twitter.

Foto : Dahnil Asnar Simanjuntak, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Asnar Simanjuntak yang juga merupakan Kordinator Juru Bicara Capres Cawapres Prabowo-Sandi

Pada postingannya Dahnil menyatakan :
“Selain uang Braile, pak @prabowo dan Bang @sandiuno akan mendorong Komisi Nasional Disabilitas. Komisi yang secara khusus menfasilitasi kepentingan saudara-saudara kita yang difable. Hak Ekonomi, hak Sosial Politik saudara-saudara kita tersebut harus dijamin oleh negara.” Tulis Dahnil.

Sontak hal ini mengundang respon dan komentar netizen. Salah satunya adalah dari akun @OckyAndrianes. Akun ini terlihat mengklarifikasi tentang hal ini kepada Dahnil, dan beranggapan bahwa program ini merupakan program jadul dan sudah ketinggalan zaman atau kuno.
“Saya kerja di percetakan duit bang, saya paham betul uang yang kita cetak dengan proses intaglio itu memang didesain untuk memudahkan tuna netra menggunakan rupiah. Di setiap pecahan ada tanda seperti segitiga, kotak, bulat jadi ide braile sudah kuno.”

Hal ini juga memantik respon dari Wakil Direktur Penggalangan dan Jaringan TKN Jokowi-Ma’ruf, Dr. Syaiful Ma’arif, SH.MH.CN. Hal ini menurutnya adalah narasi sesat dan menyesatkan.

Syaiful Ma’arif mengatakan kepada dmagz.id bahwa, sesuatu yang tidak berdasar hanya akan membuat masyarakat bingung. Tokoh Muda seperti Dahnil harusnya mempertimbangkan hal-hal yang perlu dan tidak perlu untuk disampaikan.
“Boleh memaparkan visi dan misi calon yang diusung, tapi juga objektif dalam hal data.” Jelas Syaiful Ma’arif.

Isu uang braile sebelumnya dicetuskan Hashim Djojohadikusumo, yang juga merupakan adik Prabowo Subianto calon presiden dari partai Gerindra. Sedangkan Hashim Djojohadikusumo dalam struktur Tim Kampanye Prabowo adalah sebagai Direktur Komunikasi dan Media Badan Pemenangan Nasional (BPN).

“Itu ide saya untuk bikin mata uang braille. Kami dapat aspirasi dari tunanetra ada banyak yang bekerja jadi tukang pijat di panti,” kata Hashim, saat peluncuran buku ‘Paradoks Indonesia’ versi huruf braille di Media Center BPN Prabowo-Sandi, Jakarta, Jumat (16/11). Dikutip dari CNN Indonesia.

Ini juga yang akhirnya disosialisasikan oleh seorang Dahnil Asnar Simanjuntak yang notabene adalah Kordinator Juru Bicara Tim Prabowo-Sandi.

Dari pihak Bank Indonesia (BI) sendiri, sudah menerbitkan dan mencetak kode tunanetra atau blind code sejak 2004 lalu. Hal ini dilakukan untuk memudahkan penyandang disabilitas khususnya tunanetra untuk mendeteksi nominal uang yang beredar.
Dikutip dari situs resmi Bank Indonesia : bi.go.id.

LK-Surabaya.