dmagz.id – Sebuah kata yang sederhana, tapi memiliki makna yang luas dan sangat mampu menjadi oase kejenuhan kita dalam menata rumah bangsa Indonesia.
Mungkin, ini hanya sebuah kata guyonan, spontan, dan tak memiliki interpretasi khusus. Tapi seiring berjalannya waktu, kalimat ini menjadi spirit persatuan, apalagi dengan maraknya ideologi yang abu-abu, cenderung tendensius, dan suka menuding orang lain salah.
Gitu aja kok repot, menjadi sebuah kalimat yang merepresentasikan sebuah kemudahan dalam mengimplementasikan nilai-nilai spiritual kedalam kehidupan sosial masyarakat Indonesia yang beragam.
Siapa yang menciptakan kalimat ini?
Beliau adalah KH. Abdurrahman Wahid, atau yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Dur.
Beliau adalah mantan ketua PBNU, organisasi Islam terbesar di dunia, dan juga merupakan presiden ke-4 Indonesia.
Bagaimana kalimat ini akhirnya menjadi sesuatu yang sering diucapkan oleh masyarakat kita saat ini? Terutama saat dimana masing-masing dari kita berdebat panjang tentang segala hal dan akhirnya menemukan sisi buntu dari sebuah diskusi, karena masing-masing ingin menang sendiri, kalimat ini menjadi solusi konkrit, dan mampu mencairkan suasana menjadi canda tawa yang penuh keakraban kembali.
Begitulah sosok Gus Dur, yang memang sangat sederhana, dan apa adanya.
Dengan banyak pendukung fanatiknya, beliau menjelma menjadi sebuah spirit perjuangan dengan konsep yang out of box, dengan gaya santai yang natural tanpa dibuat-buat, tapi tetap kokoh dan tegak lurus, berprinsip, hingga diikuti oleh banyak pengagumnya, lintas suku, golongan, agama dan kepercayaan.
Gus Dur hadir sebagai salah satu tokoh bangsa yang agamis, nasionalis, sehingga mampu melahirkan ide-ide yang humanis dan pluralis yang sampai hari ini, menjadi tiang penyangga yang senantiasa mengokohkan persatuan bangsa ini dengan keberagaman etnis, suku, dan agama hingga tetap menjadi bangsa yang majemuk dan Bhinneka.