Dmagz.id – Hari ini digelar aksi reuni 212 di sekitaran tugu Monas Jakarta. Sejak kemarin, peserta aksi ini berdatangan dari beberapa daerah dengan beberapa transportasi massal seperti kereta api, bus, dan kendaraan pribadi dengan berombongan. Mobilisasi massa ini selalu mengangkat tema keagamaan dalam aksinya, walaupun secara esensi bias. Benarkah aksi 212 adalah gerakan keagamaan?
Bahkan beberapa pengamat, bahkan masyarakat umum menyatakan dan meyakini hal ini adalah sebuah gerakan politik oposisi. Hal ini wajar, karena memang saat ini Indonesia berada dalam suasana jelang pemilu pemilihan presiden dan wakil presiden 2019.
Benarkah 212 adalah gerakan agama?
Jika kita flashback sebentar, tentang lahirnya gerakan ini yang awalnya merupakan gerakan demontrasi dan mobilisasi massa untuk menentang Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Gubernur Jakarta saat itu. Ahok dianggap melecehkan umat islam karena statemennya tentang ayat suci umat Islam surat Al-maidah. Aksi ini relatif berhasil mengantar Ahok ke penjara.
Jelang pilpres, mobilisasi massa memang terus bergulir dimanfaatkan oleh masing-masig capres cawapres dari masing-masing partai pendukung.
Dari beberapa informasi di media sosial, bahwa ternyata juga kordinator aksi reuni 212 saat ini adalah tim kampanye Prabowo – Sandiaga.
Dikutip dari tempo.co Direktur Lembaga Pemilih Indonesia Boni Hargens menilai reuni 212 hari ini, dapat berpengaruh terhadap banyak hal terkait politik elektoral.
“Ini tergantung bagaimana massa Reuni Akbar 212 melakukan gerakan,” ujar Boni dalam diskusi di kawasan Kuningan, Jakarta, Sabtu, 01/12018.