Dmagz.id (Surabaya) – Beberapa Pejabat Polri di mutasi, salah satunya adalah Kapolda Jatim. Hal ini sesuai dengan Surat Telegram Kapolri Nomor ST/3222/XI/KEP./2020 tertanggal 16 November 2020. Dan secara keseluruhan setidaknya ada 6 Kapolda yang dimutasi.
Sedangkan Jawa Timur sendiri, posisi Kapolda Jatim yang sebelumnya dijabat oleh Irjen Mohammad Fadil Imran, saat ini digantikan oleh mantan Kapolda Kalimantan Selatan, Irjen Nico Afinta.
Irjen Nico Afinta, sebenarnya bukan orang baru di Jawa Timur. Nico Afinta merupakan seorang pria kelahiran Jawa Timur, dan jenjang sekolahnya juga dihabiskan di Jawa Timur. Pria kelahiran Jawa Timur pada tanggal 30 April 1971 ini lulus dari Akademi Polisi pada tahun 1992.
Sebelumnya, sempat ramai pasca mutasi Irjen Nico Afinta ini sebagai Kapolda Jatim. Seperti rilis media yang kami terima, beberapa warga Jawa Timur yang mengatasnamakan diri sebagai Aliansi Kiai Muda Madura Lora. Mereka menyatakan keberatan dengan sosok Irjen Nico Afinta sebagai Kapolda Jatim karena non-muslim.
Koordinator Aliansi Kiai Muda Madura Lora Ali Mahrus Syakir, menilai penunjukan Nico Afianta akan menimbulkan masalah. Sebab mereka beralasan bahwa mayoritas masyarakat Jatim merupakan umat Islam. Apalagi menurutnya, belakangan isu-isu keagamaan juga sedang marak terjadi di Jatim.
“Menurut saya, Kapolri telah melakukan kesalahan fatal karena menunjuk Kapolda Jatim dari kalangan non-muslim,” jelas Ali Mahrus, via rilis media yang kami terima Kamis (26/11/2020).
Bahkan, mereka juga mempertanyakan keputusan Kapolri terkait calon Kapolda Jatim yang beragama Islam.
“Apakah sudah tidak ada polisi yang beragama Islam berpangkat Irjen yang bisa dijadikan Kapolda Jatim.Tolonglah Pak Kapolri jangan main-main, ini soal yang sensitif,” tambahnya.
Terkait hal tersebut, Ketua Presedium Advokat Muslim Nasional, Dr. Syaiful Ma’arif, SH. MH, menyampaikan bahwa keberatan tersebut sangat tidak beralasan.
Menurutnya, justru ditengah isu sensitif agama seperti sekarang, perlu kebijaksanaan yang tepat untuk tidak mengangkat isu agama dan keyakinan sebagai dasar pengambilan keputusan, apalagi yang bersifat publik. Karena menurutnya itulah prinsip dasar bernegara.
“Pada prinsipnya Indonesia itu adalah bukan negara Islam, itu prinsip. Bahwa Indonesia adalah negara kesatuan republik Indonesia, yang salah satu pointnya adalah Bhinneka Tunggal Ika”, jelasnya Jumat (27/11/2020).
Lebih lanjut, Pengacara yang juga berasal dari pulau Madura ini menjelaskan bahwa, Kehadiran Kapolda Jatim adalah tugas negara yang tidak hanya untuk melayani satu kepentingan golongan tertentu.
“Kehadiran Irjen Nico Afinta tugasnya adalah mengamankan seluruh masyarakat Jawa Timur, bukan hanya untuk satu kelompok”, tambahnya.
Dr. Syaiful Ma’arif juga menyampaikan bahwa selama menjadi Kapolda Kalimantan Selatan yang secara Demografi juga kurang lebih sama dengan Jawa Timur, Irjen Nico memiliki kecakapan komunikasi dengan para ulama dan para pemuka agama disana.
“Beliau ini memiliki komunikasi yang sangat baik dengan tokoh-tokoh ulama. Terbukti saat menjadi Kapolda Kalsel, beliau sangat dekat dengan tokoh-tokoh agama Islam”, tambahnya.
Menurut salah satu tokoh advokat Surabaya ini, yang juga merupakan Wakil Sekretariat Jenderal DPN Peradi SAI, Kapolri pasti punya pertimbangan khusus dan matang terkait penunjukan Irjen Nico Afinta, di Polda Jawa Timur.
Menurutnya mungkin salah satunya adalah untuk membangun komunikasi dengan seluruh lintas agama dan membangun Jawa Timur lebih baik dalam menjaga satu tekad NKRI dan Bhinneka Tunggal Eka.
“Kapolri sudah menghitung dan berpikir secara jernih, kenapa yang diutus pak Nico untuk masuk sebagai Kapolda Jawa Timur”, tutupnya.
Biografi Kapolda Jatim Irjen Nico Afinta Berikut Biografi Kapolda Jatim saat ini, Irjen Nico Afinta. Serta beberapa jabatan yang pernah diemban selama menjadi Anggota Polri.
RIWAYAT SEKOLAH :
SD IN VII Surabaya (1983)
SMPN 1 Surabaya (1986)
SMAN 2 Surabaya (1989)
AKPOL (1992)
S1 PTIK (2001)
Sespim Polri (2006)