Dmagz.id – Beragam tokoh mengomentari perihal salah sebut nama dalam pertemuan Jokowi dan tokoh ulama kharismatik KH. Maimoen Zubair di Pondok Pesantren Al-Anwar, Sarang, Rembang, Jawa Tengah beberapa waktu lalu. Salah satunya datang dari putra Cawapres 01 KH. Ma’ruf Amin, yakni Ahmad Syauqi.

Menurut Gus Oqi sapaan akrabnya, menyatakan bahwa doa Mbah Maimoen (KH. Maimoen Zubair) saat pertemuan dengan Jokowi tidak ada yang salah. Cuma memang ada beberapa hal yang perlu dipahami dan perhatikan dari makna karena dilafadzkan doa berbahasa arab.

”Ij’al man ilaahana fi janibna. Yaa ilaahana yaa Allah hadza ar-ra’isu. Hadza ar-ra’isu pak prabowo. Waj’alhu yaa ilaahana fi marrotan ats-tsaniyah. Na’ilan ashwatan katsieratan. Artinya, jadikanlah Ya Allah orang di sampingku ini Presiden, Presiden ini (yaitu) Pak Prabowo. Jadikanlah dia Ya Allah untuk kedua kalinya dengan perolehan suara yang banyak. ”Itu doa Mbah Moen yang diplintir,” jelas Gus Oqi.

Lebih lanjut Gus Oqi juga menjelaskan bahwa doa Mbah Moen menurutnya memiliki interpretasi yang berbeda. Pada kalimat “Hadza ra’isu pak Prabowo” menjadi dipelintir dan disebar luaskan. Padahal menurutnya itu bermakna “Presidennya pak Prabowo” artinya bahkan dipertegas dengan kalimat “marrotan tsaniyah” yang berarti kedua kalinya.

“Ij’al man ilaahana fi janibna. Yaa ilaahana yaa Allah hadza ar-ra’isu. Hadza ra’isu pak prabowo. Waj’alhu yaa ilaahana fi marrotan ats-tsaniyah. Na’ilan ashwatan katsieratan. Yang artinya, jadikanlah Ya Allah orang di sampingku ini Presiden, ini (adalah) Presidennya Pak Prabowo, jadikanlah dia (pak jokowi) Ya Allah untuk kedua kalinya deng perolehan suara yang banyak. Jelas berbeda maknanya,” jelasnya lagi.

Baca juga : https://dmagz.id/uncategorized/ketua-umum-ppp-romy-romahurmuziy-terkait-doa-kh-maimoen-zubair

Terlepas jadi polemik dan terjadi di masyarakat, Gus Oqi justru memberikan analisanya  terkait tokoh kyai yang sangat disegani oleh ulama-ulama di kalangan Nahdhatul Ulama ini karena Mbah Moen merupakan beliau juga sebagai Mustasyar PB Nahdhatul Ulama.

“Sepertinya bukan tanpa sengaja membuat narasi doa begitu. Mbah Moen ingin melihat orang-orang yang ingin memelintir ungkapannya. Mbah Moen bukan ulama sembarangan,” menurutnya lagi.

Terlepas dari itu semua, Gus Oqi menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk melihat permasalahan secara jernih, dan tidak terpancing untuk membuat kegaduhan sosial dengan beragam narasi yang sengaja disebar untuk memecah belah persaudaraan.

”Artinya semua harus menyikapinya dengan pikiran yang jernih dan tenang. Dan isyarat alamnya adalah ternyata ada yang senang membuat hoax,” jelas Gus Oqi lagi.

Terkait hal tersebut, Dr. Syaiful Ma’arif yang merupakan Wakil Direktur Penggalangan dan Jaringan TKN Jokowi-Ma’ruf menyatakan bahwa hal tersebut harusnya tak dijadikan polemik, karena siapapun yang didukung Mbah Moen jelas Jokowi.

“Tuhan pasti sudah tahu yang dimaksud oleh KH. Maimoen Zubair,” jelasnya.

Lebih lanjut Syaiful juga menyatakan bahwa hal tersebut karena ulah yang tidak bertanggung jawab, dan tidak memiliki rasa hormat sama sekali kepada sosok ulama dan kyai seperti Mbah Moen. Bahkan, dirinya menyebut istilah sebelah yang mungkin maksudnya adalah pendukung capres 02 Prabowo Subianto.

“Sebelah selalu membuat suasana menjadi gaduh, dan selalu membuat sesuatu yang negatif tanpa nilai rasa sungkan dan rasa malu atau ngak tahu diri.” Tutupnya.

LK-Surabaya.