Dmagz.id – Presiden Joko Widodo membuka resmi acara Musyawarah Nasional Alim Ulama sekaligus Konferensi Besar Nahdlatul Ulama (NU) Tahun 2019 yang bertempat di Pondok Pesantren Miftahul Huda Al-Azhar, Kota Banjar, Jawa Barat, pada Rabu, 27 Februari 2019. Dengan membunyikan angklung alat musik tradisional Sunda.

Jokowi yang tiba di lokasi sekitar pukul 13.00 waktu setempat mengenakan peci warna hitam, jas warna hitam, surban warna putih yang dikalungkan dilehernya, dan sarung bermotif kotak-kotak, disambut warga NU yang sedari pagi memadati sekitar lokasi dibukanya gelaran akbar NU tersebut

Sejumlah tokoh terlihat mendampingi Jokowi, di antaranya Muhtasyar NU KH. Ma’ruf Amin, Rais Aam PBNU KH Miftahul Akhyar, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj, Menteri Agama RI Lukman Hakim Saifuddin, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Prawangsa dan Meteri Kelautan dan Perikanan RU Susi Pudjiastuti.

Dalam sambutannya, Kepala Negara menyampaikan apresiasinya kepada NU yang berkontribusi besar dalam merawat keutuhan negara. Sejarah menyebut bahwa warga Nahdliyin termasuk yang berada di garis terdepan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan.

Baca Juga : Jokowi Dan Beberapa Tokoh Nasional Hadiri Harlah Muslimat NU Ke-73 Tahun

“NU sebagai jamiyah diniyah Islamiah terbesar di Indonesia dan bahkan di dunia sudah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam perjuangan, menjaga, dan merawat negara besar kita Indonesia yang kita cintai bersama,” ujar Jokowi.

Presiden Jokowi juga menyebut bahwa NU selalu berupaya untuk mempertahankan dasar negara Pancasila dari pihak-pihak yang ingin mempertentangkan Pancasila dengan Islam. NU sendiri memandang bahwa Pancasila merupakan solusi kebangsaan yang menjadi konsensus berbangsa dan bernegara sejak Indonesia merdeka.

“Maka saya menyambut dengan penuh gembira Musyawarah Nasional Alim Ulama dan Konferensi Besar tahun 2019 Nahdlatul Ulama pada siang hari ini,” tutur Presiden.

Jangan Ada Konflik Saudara

Presiden juga berpesan jangan sampai ada konflik persaudaraan sekecil apapun dinegara kita agar apa yang terjadi di afganistan tidak terjadi di Indonesia seperti perbincangan dengan istri Presiden Afghanistan, Rula Ghani pada 2017 lalu.

“Jangan sampai ada konflik sekecil apapun di negaramu. Jika ada, cepat selesaikan, cepat dirampungkan, menjaga persaudaraan penting sekali,” ucap Jokowi menirukan pesan Rula Ghani.

Jokowi ingin warga Nahdliyin meluruskan fitnah atau kampanye hitam yang sudah disebarkan dari rumah ke rumah yang dapat menyebabkan perpecahan antar warga.

“Saya titip direspons dengan baik oleh NU, terutama kalau ada fitnah, isu-isu, yang dari pintu ke pintu, sudah dari pintu ke pintu, dari rumah ke rumah,” kata Jokowi