Logo Koperasi Indonesia

Melihat entitas Koperasi di Indonesia beberapa dekade terakhir seperti sebuah pepatah lama “Hidup segan mati tak mau” mengingat perkembangan teknologi yang bergulir begitu dahsyatnya, koperasi yang di gadang mampu untuk menyediakan solusi ketimpangan bahkan kesejahteraan minimal pada anggotanya, hanya mampu melihat dari disisi lapangan tanpa bisa ikut ambil peran dalam bidak percaturan perekonomian dan teknologi.

Apa sebab koperasi berjalan ditempat ? adalah koperasi terjangkiti sindrom penuaan mindset (mind aging syndrome). Generasi tua begitu mendominasi tanpa memberi sisa ruang yang bebas pada yang muda untuk berkreasi, di sisi lain yang muda-muda mulai berhitung membangun karier di koperasi, mengingat dominasi yang tua-tua begitu menggurita hingga ewuh pakewuh.

Hal tersebut  menimbulkan masalah yang komplkatif, semisal koperasi kesusahan beradaptasi dengan teknologi informasi dan internet, Data menyebut per Januari 2018 ada 132 juta penduduk Indonesia yang mengakses internet. Itu hampir separuh dari jumlah penduduk negeri ini. Dari angka itu, 120 juta aktif bermedia sosial dengan smartphonenya. Disisi lain koperasi masih berkutat pada tata kelola yang sama sekali tak modern, etos kerja yang ogah, profesionalisme yang kurang hingga mengurus koperasi merupakan kerja sampingan.

Lalu bagaimana, generasi muda/milenial akan masuk ke dunia koperasi ? meraka akan masuk ke gerakan dengan cara yang modern yaitu distrupsi. Masuknya generasi millenial kelak akan menjadi energi terbarukan dengan potensi dan talenta kekinian yang dibutuhkan gerakan. Cepat atau lambat itu pasti bergantung bagaimana generasi tua dalam merespon.

Millenial + Start Up/Platform + Coop

Dewasa ini ada hal yang patut untuk di apresiasi dari geliat generasi milenial, gelombang revolusi industri 4.0 melahirkan banyak sekali karya brilian salah satunya adalah start up. Start up sendiri lahir dari gelombang besar sharing economy. menghubungkan antara supply dan demand dalam suatu platform. model turunannya bisa business to business, atau consumer to consumer, atau business to consumer dan lain sebagainya.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas, startup digital adalah menghubungkan antara supply dan demand dalam bentuk platform, hal tersebut merupakan suatu yang lumrah dan memang itu bentuknya. Tetapi akan menjadi sesuatu yang luar biasa jika dikolaborasikan dengan prinsip-prinsip koperasi didalamnya yang kemudian di istilahkan menjadi Coop Start Up.

Untuk membangun Start up tak perlu harus menguasai teknik atau skill tertentu hanya tinggal memanage siapa aja yang akan terlibat, bagaimana menciptakan nilai dan profit yang akan di peroleh pendek kata hanya tinggal mengubah model bisnis konvensionalnya kemudian aplikasikan melalui internet.

Menggabungkan tiga kata di atas maka akan didapatkan Millenial platform cooperative (disingkat platform co-op), sebuah istilah yang dipopulerkan oleh Trebor Scholz, seorang Asisten Profesor di New Scool University New York. “A platform co-op is a digital platform that is collectively owned and governed by the people who depend on and participate in it”

Semua pihak yang terlibat di dalam proses sebuah platform start up akan menjadi Pemilik dan Pengelolanya secara bersama sama. Pegawai, pengguna, produsen, dan konsumen tidak hanya mempunyai “rasa” kepemilikan, tapi benar-benar menjadi pemilik sah itu hanya dimungkinkan terjadi jika platform start up menjadi Coop Start Up.

Sebagai pemilik, nantinya mereka bisa menentukan keputusan perusahaan dan mendapatkan bagian dari profit/deviden. Mari kita  bandingkan dengan platform-platform yang ada sekarang. Apakah mereka berbagi keuntungan dengan para mitra atau user-nya? Apakah mitra atau user dilibatkan dalam pengambilan keputusan secara struktural ?

Platform co-op memang terdengar utopis dan naif. Kenapa harus berbagi dengan orang-orang yang tidak ikut membuat platformnya? Siapa investor yang mau kalau kepemilikan dibagi-bagi? Anehnya, sudah banyak contoh sukses yang bisa dijadikan inspirasi dan bahan percontohan. Ada Stocksy, Loconomics, Fairmondo, dan Modo di luar negeri dan di dalam negeri seperti yang ada di purwokerto yaitu pedi help sulution.