Dmagz.id (Surabaya) – Tidak seperti tahun sebelumnya, sejak Covid-19 sampai di Indonesia, pemerintah mulai menetapkan sejumlah kebijakan membatasi kegiatan masyarakat di luar rumah. Alhasil, Bulan Ramadan kali ini terasa sedikit berbeda.

Biasanya, kedatangan bulan suci umat muslim ini dibarengi dengan kehadiran sejumlah bisnis kuliner musiman. Tak dapat dipungkiri, permintaan pasar yang sangat potensial membuat bisnis ini menjanjikan. Namun di masa pandemik Covid-19 seperti saat ini tentu diperlukan strategi yang berbeda.

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Airlangga (UNAIR) Dr. Tri Siwi Agustina, SE, M.Si mengatakan bahwa perilaku konsumtif selama puasa Ramadan biasanya meningkat dibandingkan dengan 11 bulan lainnya.

“Konsumen cenderung menginginkan variasi dalam jenis makanan dan minuman. Meskipun bertepatan dengan pandemik Virus Corona, perilaku ini tidak berubah, namun berbeda,” ungkapnya.

Menurut dia, fenomena tersebut dapat dilihat atas pembagian tiga zona berbeda selama puasa Ramadan. Yakni zona 10 hari pertama, zona 10 hari pertengahan, dan zona 10 hari terakhir.

“Zona 10 hari pertama adalah masa dimana orang melakukan penyesuaian dalam berpuasa. Biasanya mereka cenderung sedikit royal dalam memenuhi kebutuhan kulinernya,” tuturnya.